December 11, 2024

Redaksi Sulawesi

Sumber Berita Terpercaya

Wow, HK Tuntaskan Proyek Bendungan Pertama di Sultra

PT Hutama Karya (Persero) berhasil merampungkan proyek pembangunan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra). Berkolaborasi dengan PT Bumi Karsa (Bumi Karya), bendungan pertama di Sultra ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini(28/12). 

Turut hadir mendampingi Jokowi antara lain Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, dan Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra. 

Proyek Pembangunan Bendungan Ladongi dikerjakan dalam dua paket, yakni paket I pada 2016-2020 dan paket II mulai 2019-2021. Saat ini bendungan tersebut siap menyuplai air irigasi seluas 3.604 hektar lahan pertanian di 4 kabupaten wilayah sekitar Kolaka Timur.

Sebelum meresmikan Bendungan Ladongi, Jokowi beserta rombongan terlebih dahulu mendayung perahu naga diiringi para altet dayung nasional yang juga menumpangi perahu naga serta perahu lainnya seperti perahu rowing, kayak dan kano, menyisir area bendungan. 

“Bendungan Ladongi memiliki kapasitas daya tampung sebesar 45,9 juta meter kubik air. Adapun harapannya, fungsi dari Bendungan Ladongi bukan hanya untuk kebutuhan pengairan sawah saja, tetapi juga bendungan ini akan dimanfaatkan untuk pembinaan atlet dayung dan menjadi objek wisata baru utamanya wisata air,” kata Jokowi dalam keterangan resminya, Selasa (28/12/2021). 

Sehari sebelum diresmikan, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono meninjau langsung proyek Bendungan Ladongi sekaligus menandatangani tujuh prasasti selesainya pembangunan infrastruktur strategis di Sulawesi Tenggara. 

Dia mengatakan, penandatanganan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas infrastruktur yang sudah selesai dibangun. 

“Ketujuh infrastruktur tersebut dibangun sebagai sarana dasar untuk meningkatkan kualitas permukiman, ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan peningkatan konektivitas wilayah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan pembangunan proyek-proyek strategis di Sultra ini,” ujar Basuki. 

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto menyampaikan, bahwa Bendungan Ladongi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan dengan masa pelaksanaan selama lima tahun secara multi-years dan didanai oleh APBN. 

“Kami telah memulai pembangunan Bendungan Ladongi ini sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 lalu untuk pembangunan tahap I. Meski dalam pembangunan lanjutan yang dimulai pada tahun 2019 sampai dengan 2021 ini dihadapkan dengan pandemi Covid-19, namun atas komitmen dan tetap menerapkan protokol kesehatan di lingkungan proyek, pembangunan Bendungan Ladongi ini dapat rampung sesuai target,” tutur Budi. 

Lebih lanjut, dia mengatakan, proyek ini menelan dana hingga Rp1,14 triliun. Adapun setelah pembangunan Bendungan Ladongi, Hutama Karya kembali melanjutkan pembangunan bendungan yang terletak di Konawe, Sulawesi Tenggara yakni Bendungan Ameroro. 

Bendungan Ladongi, sambung Budi, diharapkan memberi manfaat sebagai penyediaan air baku sebesar 120 liter per detik, menyalurkan air saat musim kemarau bagi 37.926 jiwa penduduk guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut. 

“Hadirnya Bendungan Ladongi diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian, fungsi irigasi, dan fungsi pengendalian banjir. Tidak hanya itu Bendungan Ladongi juga memiliki manfaat sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan daya 1,3 MW dan potensial untuk dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat yang menarik untuk dikunjungi,” tukasnya. 

Hutama Karya atau HK berkomitmen untuk memberikan deliverableyang baik atas proyek-proyek yang telah dikerjakan. HK juga menerapkan sistem Lean Construction yaitu metode dalam mendesain sistem proyek konstruksi yang dapat mengidentifikasi adanya waste (pemborosan) sehingga segala sesuatu yang tidak menambah nilai (value) dapat diminimalisir. 

Selain itu, bendungan ini juga telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar sejak proyek dibangun. “Kami dari masyarakat sekitar Bendungan Ladongi ini merasa bersyukur dengan adanya proyek ini mudah-mudahan airnya nanti bisa mencukupi semua sawah di sini,” ujar Gusti selaku Petani lokal. 

Sementara itu, seorang Pemilik Toko Kelontong bernama Meta mengaku perekonomiannya terbantu sejak kehadiran Proyek Bendungan Ladongi. “Kami merasakan langsung manfaat proyek ini, di mana setelah ada proyek, Toko Kelontong saya semakin ramai oleh para pekerja yang berbelanja,” ucapnya.

Sumber: CNBC Indonesia